Senin, 25 April 2016

Mampir ke "Pantai Sejuta Umat"

(2)
9 Februari 2014


      Setelah kira-kira 10 menit (mungkin lebih dikit, karena kondisi jalan yang seperti ampyang) menempuh perjalanan dari Pantai Pok Tunggal, kami tiba di "Pantai Sejuta Umat". Lah, busyet! Rame bener! Rame gilak! Rame parah! Lebih mirip lautan manusia. Sebegitu hebatnya sosmed sampai mampu membawa orang-orang dari Konoha, Planet Krypton, Planet Namek, Planet Kepler, dan lain-lain, datang ke pantai ini. Iya, "Pantai Sejuta Umat" ini terkenal berkat sosmed.

     Kabupaten Gunungkidul memang identik dengan pantai. Tapi dulu ya hanya itu-itu saja yang menjadi jujugan para pengunjung, seperti Pantai Baron, Pantai Kukup, dan Pantai Krakal. Masa sekolahmu belum bahagia kalau belum pernah ke 3 pantai itu. Coba sekarang sekolahan mana yang belum pernah study tour ke Baron-Kukup-Krakal ( Pantai BKK)?

     Namun, ketenaran Pantai BKK sedikit pudar seiring banyaknya pantai-pantai cantik lain di Gunungkidul yang mulai dikenal luas. Salah satunya "Pantai Sejuta Umat" alias Pantai Indrayanti. Semenjak Pantai Indrayanti booming, semua wisatawan langsung tumplek blek disini. Itulah kenapa saya menjulukinya sebagai "Pantai Sejuta Umat". Ibarat kata, belum afdol kalau ke Gunungkidul tidak menyambangi Pantai Indrayanti. Ya..."the power of sosmed".



Pantai Indrayanti (Gambar diambil dari http://wisatagunungkidul.net/ )

     Pantai Indrayanti berlokasi di Desa Tepus, Kecamatan Tepus, Kabupaten Gunungkidul, Yogyakarta. Nama Indrayanti sendiri sebenarnya bukanlah nama asli dari pantai ini. Awalnya, Pantai Indrayanti bernama Pantai Pulang Syawal. Sementara Indrayanti adalah nama pemilik cafe yang berada di pantai ini. Karena terdapat papan nama "Indrayanti" yang terpampang (padahal itu nama cafe), jadilah orang-orang lebih mengenal pantai ini dengan nama Pantai Indrayanti. Jadi jangan bingung jika kalian akan ke Pantai Indrayanti, tapi tidak menemukan nama Pantai Indrayanti di papan penunjuk arah. Cari saja arah ke Pantai Pulang Syawal.

     Saya akui, Pantai Indrayanti memang cantik. Lebih cantik lagi kalau pas sepi pengunjung mungkin. Seperti pantai-pantai yang lain, di Pantai Indrayanti ini juga terdapat payung pelangi dan gazebo yang bisa disewa. Jujur, berada di pantai ini saya jadi tidak tahu mau ngapain. Mau duduk-duduk, sudah penuh orang. Mau main air, tidak leluasa. Mau jalan-jalan susur pantai, males. Mau naik tebing, pasti uyuk-uyukan. Gini deh, kalau ramai orang gini saya jadi ngeblank banget. Jadi ini ceritanya hanya mampir di Pantai Indrayanti, tidak menjelajah mana-mana. Lha wong isinya manusia tok. Mungkin lain kali saya akan datang di hari biasa, biar lebih leluasa untuk menikmati kecantikan pantai ini.





     Yang terpenting, saya sudah tahu wujud asli Pantai Indrayanti yang selama ini dielu-elukan kecantikannya. Wajar kalau ramai sampai segitunya, karena fasilitasnya komplit sekali. Mulai dari warung makan, tempat dagang oleh-oleh (mulai dari makanan sampai souvenir ada), mushola, toilet, parkiran luas, dsb. Di sekitar pantai juga banyak penginapan. Selain itu, lokasi yang mudah dijangkau juga menjadi faktor banyaknya wisatawan menyambangi Pantai Indrayanti. Mau naik motor, mobil, bus, truk, pesawat, ufo, buldozer, tank, becak, bisa semuanya. Mudah dijangkau karena lokasinya berada di pinggir jalan dan sudah banyak papan penunjuk arah yang akan menghantarkan kalian untuk sampai ke Pantai Indrayanti. Semuanya sudah memadai. Kok saya jadi berpikiran pantai ini lama-lama bisa jadi Kuta-nya Jogja ya? Jangan deh. Pokoknya jangan.



Yang penting sudah nginjek pasirnya.


Bapak, Ibu, mukanya tegang amat?

     Belum ada sejam kami di Pantai Indrayanti, tiba-tiba gerimis turun dengan sangat tidak santai. Mbok shantay dikit ta, shaaayyy. Dengan berlari-lari kecil, kami bergegas masuk ke mobil. Lalu hujan turun dengan derasnya dan kami pun pulang.

Apakah kami langsung pulang? Tentuk tidak. Kami kesini dulu.

Terimakasih.
Ketjoep!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar