Sabtu, 24 Maret 2018
Belum ada separuh perjalanan, hujan turun. Saya tengak-tengok mencari tempat berteduh untuk memakai jas hujan karena lumayan deras. Lalu di depan kami melihat ada sebuah kedai kopi, tapi bukan kedai kopi Joni. Kami pun berhenti.
Warung Kopi Surya Kledung
Setelah memarkir motor, kami bergegas masuk ke dalam. Meja paling pojok dan dekat jendela menjadi pilihan kami. Ya, kami putuskan untuk berteduh saja dulu karena melihat ada sesuatu yang istimewa di sini. Mbak-mbak pelayan datang menghampiri meja kami sembari menenteng buku menu.
1 jam 16 menit (42km)Begitu kata Gmaps sewaktu saya mengecek jarak Temanggung-Wonosobo. Tidak begitu jauh. Berangkat! Kami manut papan petunjuk yang berada di bangjo dekat Gedung Pemuda. Pokmen titetane sampai Parakan gitu ja. Sesampainya di Parakan, lalu lintas sedikit macet karena ada proyek auk apaan. Yang paling apes di arah berlawanan (Wonosobo-Temanggung), antrean kendaraan terlihat seperti antrean nasabah BRI.
Belum ada separuh perjalanan, hujan turun. Saya tengak-tengok mencari tempat berteduh untuk memakai jas hujan karena lumayan deras. Lalu di depan kami melihat ada sebuah kedai kopi, tapi bukan kedai kopi Joni. Kami pun berhenti.
Warung Kopi Surya Kledung
Setelah memarkir motor, kami bergegas masuk ke dalam. Meja paling pojok dan dekat jendela menjadi pilihan kami. Ya, kami putuskan untuk berteduh saja dulu karena melihat ada sesuatu yang istimewa di sini. Mbak-mbak pelayan datang menghampiri meja kami sembari menenteng buku menu.
Jadi, mbake yang
istimewa? Mmm...bukan! Katamu ada yang istimewa, Dek Tika? Apa? Jika menilik
pilihan menu, memang tidak ada yang istimewa. Namun menilik lokasi, kedai yang
terletak di Jalan Raya Parakan-Wonosobo ini diapit oleh dua gunung. Apalagi
jika bukan Gunung Sindoro dan Gunung Sumbing? Meski berkabut, namun tetap
memesona dan memanjakan jiwa.
Perjalanan Temanggung-Wonosobo memang tidak
memakan waktu yang lama, akan tetapi view ajaib di sepanjang
perjalanannya sangat mubadzir jika dilewatkan begitu saja. Lalu? Cobalah dengan
khusuk menikmati pemandangan yang disuguhkan, ditemani sruputan secangkir
Arabica Sindoro Posong dan sepiring mendoan yang sungguh cemokot.
Mungkin lebih cemokot ketimbang pacarmu.
Kalau ngopi di kaki gunung begini
rasa-rasanya seperti di Tawangmangu. Tapi karena terlalu sering ke Tawangmangu,
jadi ketika berada di Kledung ini merasakan suasana yang baru dan berbeda.
Terlebih menu kopi yang ditawarkan di sini adalah jenis kopi lokal. Jangan
menyuruh saya mereview kopi. Ora mudheng. Saya hanya penikmat,
bukan pengamat. Seluk-beluk kopi biarlah menjadi tugas Ben dan Jody.
Sekitar satu jam kami berada di Warung Kopi Surya Kledung, menanti hujan berhenti. Namun ternyata ia masih betah mengguyur dengan sapuan dinginnya. Karena takut kesorean, kami memutuskan untuk melanjutkan perjalanan dan terpaksa memakai jas hujan. Untung Swallow ungu kesayangan saya bawa serta. Sesampainya di Kota Wonosobo pun hujan masih belum angkat kaki.
Warung Kopi Surya Kledung
Jl. Raya Parakan-Wonosobo KM.11, Kalianggrung,
Tlahap, Parakan, Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar